Welcome To My Blog

::Welcome To My Blog::

Sebuah Catatan Tentang analisku tercinta



Diberdayakan oleh Blogger.
 

Jumat, 10 Juni 2011

PEWARNAAN GRAM

0 komentar
PENDAHULUAN
Pewarnaan gram merupakan prosedur yang paling bermanfaat dalam Mikrobiologi diagnostik. Ketika dicurigai adanya infeksi bakteri, sebagian besar bahan yang diserahkan harus diapus pada glas objek dan diwarnai gramkemudian diperiksa secara mikroskopik. Pada pemeriksaan mikroskopik reaksi gram dan morfologi bakteri harus diperhatikan . Terlihatnya bakteri pada apusan pewarnaan gram tidak berarti dapat melakukan identifikasi sampai spesies. Beberapa bakteri gram positif tak hidup dapat terpulas secara gram negatif. Biasanya, morpologi bakteri ditetapkan dengan menggunakan organisme yang ditumbuhkan pada agar. Namun, bakteri dalam cairan atau jaringan tubuh dapat mempunyai morpologi yang sangat beragam.
Dinding sel yang tebal pada gram positif menyusut oleh perlakuan alkohol karena terjadinya dehidrasi menyebabkan pori-pori dinding sel menutup, sehingga mencegah larutnya kompleks ungu kristal yodium pada langkah pemucatan, sedangkan sel-sel gram negatif mempunyai kandungan lipid yang lebih tinggi pada dinding selnya dan lipid pada umumnya larut dalam alkohol aceton. Larutnya lipid oleh pemucat yang digunakan dalam pewarnaan gram diduga memperbesar pori-pori dinding sel dan inilah yang menyebabkan proses pemucatan berlangsung lebih cepat.
Faktor-faktor lain yang juga menimbulkan keragaman dalam reaksi gram:
1. Pelaksanaan fiksasi panas terhadap olesan.
2. Kerapatan sel pada olesan.
3. Konsentrasi dan umur-umur reagen yang digunakan untuk pewarnaan gram.
4. Sifat, konsentrasi dan jumlah pemucat yang digunakan.
5. Sejarah biakan.

Gambar Bakteri Gram Positif Batang


Gambar Bakteri Gram Positif Coccus


PROSEDUR KERJA
Metode : Gram stain
Tujuan : Untuk menentukan kuman gram positif dan gram negatif
Prinsip : Kuman gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding sel oleh pencucian dengan alkohol, protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks ungu kristal iodium dipertahankan dan sel tetap ungu. Sedangkan kuman gram negatif melarutkan zat lipid selama pencucian dengan alkohol, pori-pori pada dinding sel membesar sehingga zat warna yang sudah diserab mudah dilepas, kemudian mengambil zat warna merah dari fuchsin.
Cara Kerja :
• Buat sediaan kuman dan fiksasi.
• Diwarnai dengan gentian violet selama 3 menit, cuci dengan air mengalir
• Diwarnai dengan lugol selama 1 menit, cuci dengan air mengalir.
• Digenangi dengan alkohol 96% sampai zat warna larut, cuci dengan air mengalir.
• Diwarnai dengan fuchsin selama 2 menit, cuci dengan air mengalir
• Keringkan dan periksa dibawah mikroskop

Interpretasi hasil : Gram positif : kuman berwarna ungu
Gram negatif : kuman berwarna merah.

PEWARNAAN SPORA BAKTERI

1 komentar
PENDAHULUAN
Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Segera setelah keadaan luar baik lagi bagi mereka, maka pecahlah bungkus spora dan tumbuhlah bakteri. Spora lazim disebut endospora ialah karena spora itu dibentuk di dalam sel. Endospora jauh lebih tahan terhadap pengaruh luar yang buruk dari pada bakteri biasa yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif. Sporulasi dapat dicegah, jika selalu diadakan pemindahan piaraan ke medium yang baru.
Endospora dibuat irisan dapat terlihat terdiri atas pembungkus luar, korteks dan inti yang mengandung struktur nukleus. Apabila sel vegetatif membentuk endospora, sel ini membuat enzim baru, memproduksi dinding sel yang sama sekali baru dan berubah bentuk. Dengan kata lain sporulasi adalah bentuk sederhana diferensiasi sel, karena itu, proses ini diteliti secara mendalam untuk mempelajari peristiwa apa yang memicu perubahan enzim dan morfologi.
Spora biasanya terlihat sebagai badan-badan refraktil intrasel dalam sediaan suspensi sel yang tidak diwarnai atau sebagai daerah tidak berwarna pada sel yang diwarnai secara biasa. Dinding spora relatif tidak dapat ditembus, ini pula yang mencegah hilangnya zat warna spora setelah melalui pencucian dengan alkohol yang cukup lama untuk menghilangkan zat warna sel vegetatif. Sel vegetatif akhirnya dapat diberi zat warna kontras. Spora biasanya diwarnai dengan hijau malachit atau carbol fuchsin.
Spora kuman dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan letaknya spora di dalam sel kuman, dikenal letak sentral,subterminal dan terminal. Ada spora yang garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel kuman, sehingga menyebabkan pembengkakan sel kuman.

PROSEDUR KERJA
Metode : Klein
Tujuan : Untuk melihat spora bakteri
Prinsip : Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari methylen blue.


Cara Kerja :
• Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama banyak.
• Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas air 80oc selama 10 menit.
• Dibuat sediaan dan dikeringkan.
• Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik
• Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi warna merah mengalir.
• Sediaan dicuci dengan air.
• Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian dicuci dan dikeringkan.
• Diperiksa dibawah mikroskop.

Interpretasi hasil : Spora : warna merah dan Badan bakteri : warna biru

sumber ; oleh Ripani_Musyaffa

Selasa, 03 Mei 2011

Hitung Retikulosit

0 komentar

Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar sisa-sisa ribosome dan RNA yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filamen yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital. Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosome terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik ribosome.

Pada pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintik-bintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome tersebut.

Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus dapat mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.


Metode

Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supravital. Sampel darah dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BCB) atau new methylene blue maka ribosome akan terlihat sebagai filamen berwarna biru. Jumlah retikulosit dihitung per 1000 eritrosit dan dinyatakan dalam %, jadi hasilnya dibagi 10.

Pewarna yang digunakan memiliki formula sebagai berikut :
Brilliant Cresyl Blue (BCB) : brilliant cresyl blue 1.0 gr; NaCl 0.85% 99.0 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan.
New methylene blue : NaCl 0.8 gr; kalium oksalat 1.4 gr; new methylene blue N 0.5 gr; aquadest 100 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan.
Dianjurkan menggunaan new methylene blue, kesalahan metode ini pada nilai normal 25 %.

Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit adalah darah kapiler atau vena, dengan antikoagulan (EDTA) atau tanpa antikoagulan (segar).



Prosedur
Ke dalam tabung masukkan darah dan pewarna dengan perbandingan 1 : 1, campur baik-baik, biarkan selama 15 menit agar pewarnaannya sempurna.
Buatlah sediaan apus campuran itu, biarkan kering di udara.
Periksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Eritrosit nampak biru muda dan retikulosit akan tampat sebagai sel yang mengadung granula/filamen yang berwarna biru. Bila kurang jelas waktu pewarnaannya diperpanjang atau dicounterstain (dicat lagi) dengan cat Wright.
Hitunglah jumlah retikulosit dalam 1000 sel eritrosit. Jika kesulitan menghitung, lakukan pengecilan medan penglihatan okuler dengan meletakkan kertas berlubang pada lensa okuler. Hitung retikulosit ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Hitung retikulosit = ( jumlah retikulosit per 1000 eritrosit : 10 ) %


Nilai Rujukan
Dewasa : 0.5 - 1.5 %
Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %
Bayi : 0.5 - 3.5 %
Anak : 0.5 - 2.0 %

Masalah Klinis
Penurunan jumlah : Anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, aplastik, terapi radiasi, pengaruh iradiasi sinar-X, hipofungsi adrenokortikal, hipofungsi hipofisis anterior, sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit)
Peningkatan jumlah : Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor, perdarahan kronis, pasca perdarahan (3 - 4 hari), pengobatan anemia (defisiensi zat besi, vit B12, asam folat), leukemia, eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi baru lahir), penyakit hemoglobin C dan D, kehamilan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium :
Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah
Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit sehingga terlihat seperti retikulosit
Menghitung di daerah yang terlalu padat
Peningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaan

Sabtu, 02 April 2011

PEWARNAAN BTA (Basil Tahan Asam)

0 komentar
PENDAHULUAN
Salah satu bahan yang digunakan untuk mendiagnosa adalah dahak atau sputum. Dahak yang diperiksa paling sedikit 3-5 cc. Jika jumlah kuman kurang dari 5000 dalam 1 cc dahak, maka itu tidak akan kelihatan di bawah mikroskop.
Dahak yang diambil ialah dahak yang kental kuning kehijauan sebanyak 3-5 cc, dengan waktu pengambilan sebagai berikut :
• Dahak sewaktu, penderita datang berobat dengan keluhan apa saja ke poliklinik.
• Dahak pagi, yang diambil besok paginya begitu bangun tidur.
• Dahak sewaktu, yang diambil sewaktu penderita mengantar dahak pagi tersebut.
Ludah tidak dapat diperiksa karena ludah berasal dari kelenjar dalam rongga mulut. Biasanya dalam ludah tidak terdapat kuman TB.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna karbol-fuchsin (fuchsin basayang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna kontras.
Mycrobakteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobakterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobakteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan jaringan, Mycobakteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin).


PROSEDUR KERJA
Metode : Zeihl neelsen
Tujuan : Untuk mencari BTA
Prinsip :
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.

Prosedur Pembuatan Sediaan
• Diambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan.
• Disiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm sebagai pola.
• Diletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.
• Lampu speritus dinyalakan dan ose dipanaskan sampai membara mulai ujung sampai kepangkal.
• Dengan menggunakan ose steril lalu diambil bagian sputum yang kental berwarna putih kekuninggan atau putih kehijauan, lalu diletakkan pada kaca sediaan.
• Sputum diratakan seperti terlihat pada gambar :
• Dimasukkan ose kedalam botol yang berisi pasir dan olkohol 70 %(tinggi alkohol ± 3 cm diatas pasir). Kemudian tangkai ose digoyangkan pelan-pelan untuk melepaskan sisa partikel sputum yang melekat pada ose.
• Letakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar sampai pijar.
• Keringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala api.sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu speritus sebanyak 3 X selama 3-5 detik.

Prosedur Pewarnaan
• Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas.
• Tuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca sediaan.
• Panaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap(jangan sampai mendidih) selama 3 menit.
• Sediaan dibiarkan hingga dinginn selama 5 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir.
• Tuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari fuchsin hilang.
• Sediaan dicuci dengann air mengalir
• Tuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama 10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.
• Sediaan dicuci dengan air mengalir dan keringka pada suhu kamar.

Prosedur Pembacaan dan Interpretasi Hasil
• Sediaan yang sudah kering diperiksa dibawah mikroskop.
• Teteskan satu tetes minyak emersi diatas sediaan, periksa dengan okuler 10X dan objektif 100X.
• Carilah basil tahan asaam (BTA) yang berwarna merah dengan latar belakang biru.
• Periksa paling sedikit 100 lapangan pandang dengan cara menggeserkan sediaan dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiripada garis lurus.
• Pembacaan hasil dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD sebagai berikut :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang : Negatif
2. Ditemukan 1-9 BTA/ 100 lapangan pandang : Ditulis jumlah kuman yang ditemukan.
3. Ditemukan 10-99 BTA/ 100 lapangan pandang : + (1+)
4. Ditemukan 1-10 BTA/ 1 lapangan pandang : ++ (2+)
5. Ditemukan > 10 BTA/ 1 lapangan pandang : +++ (3+)


Metode : Kinyoun Gabbet
Tujuan : Untuk mencari BTA
Prinsip :
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan kadar cat yang tinggi maka lapisan lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue.
Cara Kerja :
• Dibuat sediaan kuman dan difiksasi.
• Diwarnai dengan Kinyoun selama 3 menit
• Sediaan dicuci dengan air.
• Diwarnai dengan Gabbet selama 1 menit.
• Dicuci dan dikeringkan
• Diperiksa di bawah mikroskop.


Sediaan yang telah diperiksa kemudian direndam dengan xylol selama 15-30 menit, lalu disimpan dalam kotak sediaan.

Interpretasi hasil : BTA : warna merah dan Non BTA : warna biru

Jumat, 25 Maret 2011

Persiapan Pengambilan Spesimen

0 komentar

Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang dilakukan sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar. Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal), antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.

Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan persiapan-persiapan seperti berikut ini :
Persiapan pasien. Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen.
Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.
Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin, dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan harus diambil, bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang disediakan, mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil spesimen, membersihkan daerah genital untuk pengambilan sampel urin, dsb.
Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan.
Peralatan sampling. Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan sesaat sebelum sampling. Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
bersih
kering
tidak mengandung detergent atau bahan kimia
terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman
sekali pakai buang (disposable)
wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup rapat, besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang diambil.
Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk mencegah pembekuan darah. Umumnya yang digunakan adalah EDTA (ethylendiamin tetraaceticacid), natrium citrat, heparin dan natrium fosfat. Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takaran volumenya harus tepat. Mengenai antikoagulan akan dibahas pada postingan yang lain.
Lokasi sampling. Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan.
Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan di lipatan siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit sakit dan kecil kemungkinan memarnya.
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah pergelangan tangan.
Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari manis. Pada bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.
Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi, kecuali darah dan cairan otak.
Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dan crista iliaca anterior dan posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian proksimal tibia.
Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi, oedema. Untuk pengambilan spesimen darah, selain tidak dilakukan pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh dilakukan pada daerah dimana darah sedang ditransfusikan dan intravena lines (infus).

Minggu, 20 Maret 2011

HITUNG DARAH LENGKAP

0 komentar

Hitung darah lengkap (complete blood count/full blood count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang memberikan informasi tentang sel-sel darah pasien. Hitung darah lengkap digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.

Sel-sel yang beredar di dalam aliran darah dibagi menjadi tiga jenis: sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan platelet (trombosit). Tinggi atau rendahnya hasil penghitungan mungkin menunjukkan adanya berbagai bentuk kelainan, penyakit atau status kesehatan pasien.

Hitung darah lengkap merupakan tes penyaring terhadap : 1) Kelainan sel darah (anemia, leukemia), 2) Adanya infeksi (bakterial, virus), 3) Kelainan perdarahan. Hitung darah lengkap terdiri dari beberapa panel pemeriksaan, yaitu :

Hitung lekosit / white blood cell count (WBC). Hitung lekosit adalah jumlah lekosit per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Hitung jenis lekosit / differential cell count. Hitung jenis lekosit digunbakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis lekosit. Ada lima jenis lekosit, masing-masing dengan fungsi tersendiri dalam melindungi kita dari infeksi. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.

Hitung eritrosit / red blood cell count (RBC). Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah.

Kadar hemoglobin (Hb). Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen dalam darah.

Hematokrit (Hct/Hmt). Hematokrit adalah persentase eritrosit dalam volume tertentu darah.

Mean corpuscular volume (MCV). MCV adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit. MCV meningkat jika eritrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), misalnya pada anemia karena kekurangan vitamin B12. MCV menurun jika eritrosit lebih kecil dari biasanya (mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.

Mean corpuscular hemoglobin (MCH). MCH adalah jumlah rata-rata hemoglobin dalam eritrosit. Eritrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya, pada eritrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih rendah.

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC). MCHC adalah perhitungan rata-rata konsentrasi hemoglobin di dalam eritrosit. MCHC menurun (hipokromia) dijumpai pada kondisi di mana hemoglobin abnormal diencerkan di dalam eritrosit, seperti pada anemia dan kekurangan zat besi dalam talasemia. Peningkatan MCHC (hiperkromia) terdapat pada kondisi di mana hemoglobin abnormal terkonsentrasi di dalam eritrosit, seperti pada pasien luka bakar dan sferositosis bawan.

Red cell distribution width (RDW). RDW adalah variasi ukuran eritrosit. Dalam beberapa kasus anemia, seperti anemia pernisiosa, variasi dalam ukuran eritrosit (anisositosis) bersama dengan variasi dalam bentuk (poikilositosis) menyebabkan peningkatan RDW.

Hitung trombosit / platelet count. Hitung trombosit adalah jumlah trombosit/platelet per milimeterkubik atau mikroliter darah.

Mean platelet volume (MPV). MPV adalah ukuran rata-rata trombosit/platelet. Trombosit baru lebih besar, dan peningkatan MPV terjadi ketika terjadi peningkatan jumlah platelet yang sedang diproduksi. Sebaliknya, penurunan MPV merupakan indikasi penurunan jumlah trombosit (trombositopenia).

Platelet distribution width (PDW). Seperti halnya RDW, PDW merupakan indikasi variasi ukuran trombosit yang dapat menjadi tanda pelepasan platelet aktif.

Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin penghitung otomatis (hematology analyzer). Pemeriksaan dengan mesin penghitung otomatis dapat memberikan hasil yang cepat. Namun, analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat sel yang abnormal, misalnya banyak dijumpainya sel-sel yang belum matang pada leukemia, infeksi bakterial, sepsis, dsb. Atau, ketika jumlah sel sangat tinggi sehingga analyzer tidak mampu menghitungnya. Pada keadaan seperti ini, pemeriksaan manual sangat diperlukan.

Keuntungan dari penghitungan manual adalah bahwa mesin penghitung otomatis tidak dapat diandalkan dalam menghitung sel abnormal. Dalam hal ini diperlukan pemeriksaan manual terhadap apusan darah. Pemeriksaan secara mikroskopik akan memberikan informasi mengenai lekosit-lekosit yang abnormal dan variasi bentuk eritrosit. Pemeriksaan manual juga dapat memberikan informasi mengenai adanya jenis sel lain yang biasanya tidak dijumpai dalam darah tepi, misalnya sel plasma. Selain itu, adanya trombosit yang menggerombol (clumps) yang menyebabkan rendahnya jumlah trombosit pada pemeriksaan otomatis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan apusan darah.

Dalam kasus jumlah sel yang sangat tinggi dimana analyzer tidak mampu menghitungnya, maka pemeriksaan manual menjadi pilihan untuk dilakukan. Pada pemeriksaan secara manual ini darah diencerkan dulu dengan tingkat pengenceran yang lebih tinggi.

Sabtu, 19 Maret 2011

TIPS SEPUTAR ILMU LABORATORIUM DAN APLIKASI DI LAPANGAN

1 komentar

Tips-tips Seputar Ilmu Laboratorium bagi teman-teman laboratorium kesehatan/klinik :
1. Hitung jenis leukosit dengan jumlah leukosit dibawah 3000/mm3 darah. Caranya : biarkan darah mengendap dan terpisah antara eritrosit dan plasma. Pipet cairan tengah darah (buffycoat) dengan pipet atau mikropipet, letakkan diatas objek glass dan buat hapusan darah dan warnai. Dijamin pasti mudah untuk menemukan leukosit. Tips ini hanya berlaku untuk hitung jenis leukosit (diff count).
2. Urine untuk periksa narkoba. Kadang kita harus memastikan urine atau air teh terhadap spesimen yang dikumpulkan dari pasien. Untuk memastikan bahwa spesimen tersebut urine atau bukan, maka lakukan uji skrining BaCl2 10% milik reagent bilirubin Harrison, bila terjadi endapan kabut putih berarti memang urine karena dalam urine banyak carbonat, phosphat dan sulfat. Cara spesifik dengan reagent kreatinin kimia darah (Asam pikrat+NaOH), 2 ml urine + 1 tetes reagen kreatinin, maka akan terbentuk warna orange. Hal ini karena tidak satupun cairan dalam tubuh yang memiliki kadar creatinine yang tinggi selain urine. Saran saya sebaiknya spesimen untuk periksa Narkoba pasien diambil di WC laboratorium saat itu juga.
3. Membedakan darah wanita dan pria. Periksa hapusan darah dengan melihat segmen netrofil. Pada leukosit wanita terdapat DRUM STICK, suatu penonjolan segmen kecil pada segmen inti netrofil matang. Ditemukan pada sel betina, karena agregasi kromosom. Disebut juga barr body.
4. Pemeriksaan Urine dengan stick urine. Setiap parameter yang diperiksa memiliki waktu untuk dibaca menurut alat urinalysis analyzer, parameter yang paling dekat dengan tangan saat dipegang paling awal dibaca dan ujung paling akhir dibaca. Yang penting tunggulah selama 2 menit untuk membaca stick parameter leukosit. Kesalahan analis pada leukosit ini, secara stick normal atau negatif dilaporkan, namun mikroskopik didapatkan hingga 30/lpb leukosit. Setelah dikoreksi oleh analis senior ternyata salah pelaporan di stick.
5. Spesimen positif BTA (pengalaman pribadi) : sputum tampak keruh, purulen, hijau kuning, benang lendir rapuh sehingga mudah diambil dengan lidi atau bambu. Umumnya sputum dengan BTA negatif saat dibuat sediaan sulit untuk diambil bahkan benang lendir sulit putus. Fenomena ini karena bakteri BTA mampu melepaskan enzim penghancur sputum untuk mempermudah invasinya, itupun tergantung jumlahnya. Namun begitu tidak harus di vonis bahwa setiap yang benang lendir tidak mudah putus negatif, ini hanya pendekatan diagnosis.
6. Periksa Darah Samar dalam Faeces kesulitan karena pakai benzidine. Hal ini dapat dipermudah dengan menggunakan stick urine, potong bagian stick untuk ujian BLOOD pada stick dan celupkan ke dalam faeces yang telah dihomogenkan dengan NaCl 0.9% dalam botol atau tabung (sepucuk faeces + 1 ml NaCl 0.9%). Baca hasilnya seperti pembacaan urine.
7. Kadar AST dan ALT tidak terbaca atau sangat rendah sekali. Pada alat BTS 330 biosystems ada grafik pengukuran, yang mana bila tidak linear atau garis patah mendadak, menandakan bahwa kadar AST dan ALT sampel tinggi atau sangat tinggi sehingga akan terbaca sangat rendah atau error atau dil. Bila tidak melihat grafik maka analis akan mengeluarkan hasil mungkin AST dan ALT 5 U/l, padahal tinggi. Lakukan pengenceran serum 1+9, kalikan hasil 10x dengan pengukuran. Baca pada brosur akan ditetapkan kadar absorben maksimum pengukuran atau linearitas. Menurut teori bahwa kadar enzim yang tinggi menyebabkan substrat segera habis di konsumsi secara mendadak.
8. Diferensial diagnosis Demam pada pasien suspect Febris. Mungkin ada keraguan dengan hasil lab anda apakah benar DBD, Typhoid Fever atau Malaria . Inilah kira-kira yang perlu disimak. Pada kasus Typhoid Fever : pasien dengan klinis demam panas, pucat, bibir pecah-pecah dan kering, lidah kotor, leukopenia. Pada kasus Demam Berdarah : demam, pasien kejang, lemas, nyeri sendi, mungkin tidak sadar atau shock, saat pengambilan darah akan mengalami kesulitan karena vena colaps sirkulasi, hematokrit naik, thrombosit menurun. Pada kasus Malaria : pasien febris, ikterus pada mata dan kulit, saat di IGD mungkin muntah karena nyeri karena hepatomegali, pengambilan darah mudah karena anemia. Untuk jelasnya lihat dan lirik status diagnosis pasien yang dibuat oleh dokter.
9. Membedakan eritrosit dan yeast cell dalam sedimen urine yang penuh. Sering salah pelaporan padahal yeast cell. Tambahkan 1 tetes KOH 10% atau asam asetat 5% ke dalam sedimen, maka eritrosit akan lisis dan yeast cell akan tampak jelas.
10. Test PPT dengan urine yang mengandung sel darah. Lakukan sentrifugasi urine dan supernatant digunakan untuk pemeriksaan PPT. Bila diperlukan PPT pengenceran, lakukan pengenceran urine dengan NaCl 0,9%. Dan pengenceran tertinggi dikalikan dengan sensitifitas test. Biasanya digunakan oleh dokter obgyn untuk membedakan kehamilan normal, mola hidatidosa dan tumor/kanker.
11. Sedimen lebih tahan lama. Ambil 1 tetes zat warna sternheimer malbins dan campur dengan sedimen, segera simpan dalam kulkas, mampu bertahan selama 24 jam tanpa ada kerusakan dan pertumbuhan bakteri.
12. Pertukaran udara segar laboratorium Puskesmas. Belilah exhaust fan dan pasang dibagian belakang sebelah dalam laboratorium pada ventilasi udara. Tutup semua lubang udara dan tutup pintu laboratorium. Arah kipas exhaust fan membuang udara dalam laboratorium. Cara ini lebih efektif untuk memperoleh udara yang lebih segar, sejuk, terhindar dari infeksi bakteri karena statis udara dan pastinya sesuai dengan K3 laboratorium.
13. Lensa Mikroskop. Membedakan lensa mikroskop pada lensa objektif, yaitu : cincin merah 4x, cincin kuning 10x, cincin biru 40x dan cincin putih 100x.
14. Hematology Analyzer. Setiap laboratorium mengklaim bahwa hasilnya lebih akurat bahkan pakai darah kontrol dibandingkan laboratorium lain. Alasan ini bisa dipatahkan bila pra analitiknya buruk, misal darah tidak segera dicampur dengan antikoagulan, kelebihan antikoagulan, tidak segera diperiksa (dalam waktu 1 jam lebih bagus), tidak dikocok sebelum diperiksa dan botol yang digunakan dari plastik/polietilen. Belilah alat pengocok/penggiling darah (nutator), darah tetap homogen selama didiamkan sebelum diperiksa dengan alat hematology analyzer.
15. Salah persepsi tentang alkohol 70%. Alkohol 70% dalam penggunaannya sehari-hari sebagai antiseptik extern. Dalam farmasi dikatakan bahwa antiseptik digunakan untuk jaringan hidup seperti kulit manusia. Antiseptik bekerja hanya menghambat pertumbuhan bakteri, bukan membunuh total bakteri. Jadi merupakan kesalahan besar apabila lancet yang telah dipakai disterilkan dengan alkohol 70%. Desinfektan lah yang membunuh bakteri. Usaha yang lebih baik adalah dengan cara merebus lancet dalam air mendidih 100 derajat celcius selama 10 menit. Tapi saran saya lebih baik pakailah lancet hanya untuk satu kali saja. Single use only (disposable, bukan disposible).
16. Koreksi Standar Sahli. Lakukan pemeriksaan Hb menggunakan alat sahli sebanyak 5x atau 10x dengan darah yang sama, bila hasil pengukuran dengan selisih lebih dari 1 g/dl Hb dikeluarkan dan kerja yang baru lagi. Ambil rata-rata kadarnya. Dengan darah yang sama lakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin atau hematology analyzer di RS, hasil pengukuran cara cyanmethemoglobin dibagi rata-rata sahli sebagai faktor koreksi sahli. Bila mengukur kadar Hb sahli x faktor koreksi = kadar Hb pasien. Cara ini hanya bersifat koreksi saja walaupun kedua metode memiliki prinsip pemeriksaan yang berbeda dan jenis HB yang diukur berbeda pula.
17. Selalu gunakan APD dalam bekerja seperti : Jas lab, Sarung tangan karet, masker dan alas kaki. Hal ini untuk keselamatan analis tersebut dan juga membiasakan diri untuk bekerja dengan APD. Bagaimana mau dapat uang tunjangan resiko infeksi, sedangkan kesadaran berbudaya pakai APD belum ada. Untuk RS masukkan penggunaan sarung tangan karet dan masker sebagai paket tarif pasien.
18. Kehabisan Asam Asetat 6% untuk pemeriksaan Protein urine. Ambil asam cuka makan sebagai penggantinya, karena menurut penelitian temanku di D3 analis Kesehatan tidak ada perbedaan keduanya.
19. Malaria. Stadium yang sering muncul untuk falciparum hanyalah ring (tropozoit muda) kecil dan gametosit, sedangkan vivax, hampir semua stadium muncul, namun yang khas tropozoit berkembang dengan sitoplasma amuboid.
20. Pulasan Tanding (Counter Stain). Saat pewarnaan Giemsa dan Wright kurang menguntungkan, perlu dilakukan Pulasan tanding, hal ini karena giemsa melarutkan granula basofil, tidak cocok untuk evaluasi hapusan darah tepi, sedangkan wright struktur parasit tidak terwarnai dengan jelas. Caranya : Preparat yang telah dibuat, difiksasi dengan Wright seperti biasa dan Buffer Wright diganti dengan Giemsa + Buffer, tambahkan pada Wright tadi dan campur dengan meniup cairan. Dengan cara ini dapat diambil keuntungan kedua zat warna ini. Bila tidak memiliki Wright dapat digunakan Kiewit de Jong atau Maygrunwald.
21. Demikian tips ini, moga bermanfaat dan mohon maaf sebelumnya.
 

Total Tayangan Halaman